Pilihan Novel: Maryamah Karpov
Karya: Andrea Hirata
Maryamah Karpov adalah novel keempat dari tetralogi Laskar Pelangi. Maryamah karpov adalah karya pamungkas dari Andrea setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor.
Karya: Andrea Hirata
Maryamah Karpov adalah novel keempat dari tetralogi Laskar Pelangi. Maryamah karpov adalah karya pamungkas dari Andrea setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor.
Buku ini berkisah tentang kisah pencarian A Ling yaitu cinta sejati Andrea Hirata(Ikal) walaupun akhirnya tidak terlalu bahagia.Pada bagian awal buku ini diceritakan kisah Ikal yang telah lulus dari Universitas Sorbonne, lalu Ikal melakukan Farewell Party-nya di Prancis bersam temn-temannya yang juga telah lulus di Universitas yang sama. Setelah bersuka cita melakukan Farewell Party Ikal langsung pulang menuju Belitong. Pada saat sampai di Belitong, Ikal naik bus dan bertemu kembali dengan Arai dan tokoh yang dulu pernah membantunya, yaitu Bang Zaitun. Lalu pada kisah selanjutnya, ada kisah penyambutan Ikal di kampungnya.
Di
Belitong akan kedatangan dokter gigi dari Jakarta, Dokter Diaz namanya.
Akan tetapi kedatangan dokter gigi ini ke Belitong tidak dimanfaatkan
dengan baik, karena warga di Belitong lebih percaya kepada dukun
daripada dokter. Ikal yang sedang sakit gigi dipaksa oleh Ketua Karmun
agar berobat kepada Dokter Diaz tetapi, Ikal yang pernah punya
pengalaman buruk dengan dokter tidak mau untuk berobat kepada Dokter
Diaz.
Pada
kisah selanjutnya diceritakan tradisi-tradisi orang Belitong (Melayu,
orang sawang, orang besarung, Khek, Hokian, dsb) yaitu merubah-rubah
nama orang dan juga taruhan di Warung Kopi (Warung Kopi yang terkenal
adalah Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi).
Juga
diceritakan kisah perjuangan Arai daalm mendapatkan cintanya Zakiah
Nurmala. Pada akhirnya dengan bantuan dari Ikal, Arai berhasil menikah
dengan Zakiah. Arai menetap di Inggris bersama Zakiah sambil melanjutkan
sekolahnya.
Mulai pada kisah selanjutnya dan Inti dari buku ini, pencarian A Ling.Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Sudut-sudut dunia telah dia kunjungi demi menemukan A Ling. Apa pun Ikal lakukan demi perempuan itu. Keberaniannya ditantang ketika tanda-tanda keberadaan A Ling tampak. Dia tetap mencari, meski tanda-tanda itu masih samar. Awalnya diceritakan dibuku ini ada beberapa orang yang ditemukan mati di tengah laut. Kemungkinan mereka adalah salah satu kunci untuk pencarian A Ling karena mereka masih berhubungan keluarga dengan A Ling. Lalu Ikal memutuskan untuk membuat perahu untuk berlayar mencari A Ling yang kemungkinan hilang di gugusan kepulauan Batuan. Ikal pun bertemu kembali dengan sahabat-sahabat Laskar Pelanginya juga teman-teman Societeit de Limpai. Ikal bertemu kembali dengan Lintang, Mahar, Samson, Syahdan, Sahara, Trapani, Harun, A Kiong, Flo, juga Kucai.
Dengan bantuan teman-temanya -apalagi Lintang dan Mahar yang banyak membantu Ikal membuat kapal- Ikal dapat membuat kapal tepat waktu. Pada masa pembuatan perahu, Ikal juga belajar bermain biola kepada Nurmi yaitu anak Mak Cik Maryamah. Akhirnya perahu pun jadi dan diberi nama Mimpi-Mimpi Lintang. Ikal, Mahar, Chung Fa dan Kalimut pun berlayar. Mereka bertemu Tuk Bayan Tula -seorang dukun di kepulaaun karimata- dulu siapa tahu A Ling disekap Tuk Bayan Tula. Mereka juga bertemu seseorang bernama Dayang Kaw yang memberitau bahwa mungkin A Ling ada di Batuan dan disekap oleh sebuah Lanun bernama Tambok. Akhirnya, A Ling ditemukan di Batuan, dan mereka akhirnya bisa pulang. Sesampainya di Belitong, Ikal dipaksa lagi untuk ke dokter gigi. Dengan usaha pantang menyerah akhirnya Ketua Karmun berhasil membujuk Ikal, dan pada akhirnya Ikal bersedia berobat kepada Dokter Diaz. Setelah kejadian ini satu persatu warga yang mengalami sakit gigi mulai mendatangi Dokter Diaz untuk berobat dan kebiasaan berobat melalui dukun pun perlahan-lahan mulai ditinggalkan.
Mulai pada kisah selanjutnya dan Inti dari buku ini, pencarian A Ling.Keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Sudut-sudut dunia telah dia kunjungi demi menemukan A Ling. Apa pun Ikal lakukan demi perempuan itu. Keberaniannya ditantang ketika tanda-tanda keberadaan A Ling tampak. Dia tetap mencari, meski tanda-tanda itu masih samar. Awalnya diceritakan dibuku ini ada beberapa orang yang ditemukan mati di tengah laut. Kemungkinan mereka adalah salah satu kunci untuk pencarian A Ling karena mereka masih berhubungan keluarga dengan A Ling. Lalu Ikal memutuskan untuk membuat perahu untuk berlayar mencari A Ling yang kemungkinan hilang di gugusan kepulauan Batuan. Ikal pun bertemu kembali dengan sahabat-sahabat Laskar Pelanginya juga teman-teman Societeit de Limpai. Ikal bertemu kembali dengan Lintang, Mahar, Samson, Syahdan, Sahara, Trapani, Harun, A Kiong, Flo, juga Kucai.
Dengan bantuan teman-temanya -apalagi Lintang dan Mahar yang banyak membantu Ikal membuat kapal- Ikal dapat membuat kapal tepat waktu. Pada masa pembuatan perahu, Ikal juga belajar bermain biola kepada Nurmi yaitu anak Mak Cik Maryamah. Akhirnya perahu pun jadi dan diberi nama Mimpi-Mimpi Lintang. Ikal, Mahar, Chung Fa dan Kalimut pun berlayar. Mereka bertemu Tuk Bayan Tula -seorang dukun di kepulaaun karimata- dulu siapa tahu A Ling disekap Tuk Bayan Tula. Mereka juga bertemu seseorang bernama Dayang Kaw yang memberitau bahwa mungkin A Ling ada di Batuan dan disekap oleh sebuah Lanun bernama Tambok. Akhirnya, A Ling ditemukan di Batuan, dan mereka akhirnya bisa pulang. Sesampainya di Belitong, Ikal dipaksa lagi untuk ke dokter gigi. Dengan usaha pantang menyerah akhirnya Ketua Karmun berhasil membujuk Ikal, dan pada akhirnya Ikal bersedia berobat kepada Dokter Diaz. Setelah kejadian ini satu persatu warga yang mengalami sakit gigi mulai mendatangi Dokter Diaz untuk berobat dan kebiasaan berobat melalui dukun pun perlahan-lahan mulai ditinggalkan.
Pada
akhir cerita, Ikal meminta izin kepada ayahnya untuk meminang A Ling
tetapi, dengan tidak disangka ayahnya tidak memperbolehkan Ikal untuk
meminang A Ling.
“Aku
tak kan menyerah pada apa pun untuknya dan akan ada lagi perahu
berangkat ke Batuan, Aku akan mencurinya (A Ling) dari pamannya dan
melarikannnya, Aku akan membawanya naik perahu itu dan kita akan
melintasi Selat Singapura.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar