Konsep dapur terbuka (open
kitchen) yang menjadi tren beberapa tahun belakangan ini juga merambah
gerai es krim. Dengan gastronomi molekuler atau teknik pembuatan makanan
yang menggabungkan antara proses fisika dan kimia, es krim bisa dibuat
dalam hitungan menit. Proses pembuatan es krim pun bisa dilihat langsung
oleh para penikmatnya.
Proses Pembuatan Es Krim yang Unik
Lantaran
proses pembuatannya menggunakan nitrogen cair (liquid nitrogen), jenis
es krim ini sering disebut es krim nitrogen. Peran nitrogen cair adalah
mendinginkan adonan es krim. “Proses pembekuan hanya berlangsung 2
menit–3 menit,” kata Astrid Hadywibowo, pemilik gerai Lin Artisan Ice
Cream.
Jadi, es tidak
perlu dibekukan di freezer dalam waktu lama. Es krim pun lebih segar
karena tak memerlukan bahan pengawet dan bertekstur lebih lembut, karena
butiran kristal es yang dihasilkan lebih kecil. Tren baru ini pun
dengan cepat meraih penggemarnya. Maklum, dunia kuliner memang lekat
dengan hal-hal baru yang memancing rasa penasaran dari konsumennya. Tak
mau melewatkan kesempatan, pengusaha kuliner ikut ambil bagian dalam
perkembangan trend es krim nitrogen ini.
Astrid, misalnya. Setelah menguasai teknik pembuatan es krim nitrogen, pemilik sejumlah gerai kuliner ini segera memulai bisnis es krim nitrogen awal
2013 silam. Dia memang tertarik dengan konsep open kitchen karena
bisnis pertamanya, toko permen Papabuble, juga menganut konsep serupa.
Usai berguru dari Singapura, Astrid membuka gerai Lin Artisan Ice Cream di Kemang. Dia pun mengklaim, gerainya sebagai pelopor bisnis es krim nitrogen di Indonesia.
Tips Menarik Pelanggan
Lin Artisan
tak membutuhkan waktu lama untuk mencari pelanggan. Kemang yang terkenal
sebagai tempat nongkrong anak muda turut mendukung gerai ini cepat
populer. Namun, teknik baru pembuatan es krim ini juga berdampak pada
kunjungan para penikmat es krim.
Di gerainya,
Astrid menawarkan dua jenis es krim, yakni sorbet dan gelato. Ada 15
varian rasa yang ditawarkan, seperti stroberi, lemon, jeruk, vanila,
cokelat, dan hazelnut. Untuk menyesuaikan pasar di kawasan Kemang yang
akrab dengan anak muda, Astrid juga menawarkan varian rasa: rum rezin
dan smiley bailis, dua menu es krim dengan alkohol, yang menjadi favorit
kaum muda. Harga berbagai varian es krim ini mulai Rp 39.000 hingga Rp
75.000. Dalam sehari, Astrid mampu menjual hingga 100 cup es krim.
Jumlah itu berlipat di akhir pekan, yakni berkisar 200 cup. “Weekend
memang ramai,” terang dia yang membuka gerainya mulai pukul 11.00 hingga
pukul 23.00.
Peluang bisnis
es krim nitrogen ini masih bagus. Sebab, tren bisnis ini tergolong baru
dan pemainnya masih sedikit. Apalagi, Sense masyarakat Indonesia lebih
senang mencoba hal-hal yang baru. Tak berbeda jauh, Astrid juga melihat peluang bisnis ini
masih bagus. Es krim nitrogen belum berkembang di kota-kota besar di
luar Jakarta. Dia pun menerima banyak permintaan kerjasama dari
orang-orang yang akan membuka bisnis serupa dari luar kota.
Tapi, yang
perlu diingat, calon pebisnis es krim nitrogen tetap harus melihat pasar
dan daya beli, lantaran harga es krim nitrogen masih terbilang mahal.
Astrid pun masih mempertimbangkan untuk buka di kota lain. “Tapi, saya
berniat untuk membuka Lin Artisan di Bali, karena di sana banyak
pelancong yang mau mencoba hal-hal baru,” tutur Astrid.
Apakah Anda tertarik mengikuti langkah Astrid?
1. Sesuaikan pasar
Salah satu
syarat untuk terjun di usaha ini adalah ketertarikan dengan es krim,
termasuk gemar mencoba resep-resep baru. “Jadi, dia pun harus punya
passion di dalam hal masak-memasak dan pengenalan bahan baku,” terang
Astrid.
Sebab, menurut
perempuan muda ini, resep dan bahan baku adalah dua hal yang paling
krusial. Terutama, untuk menciptakan menu-menu yang sesuai dengan lidah
pelanggan. “Kalau liquid nitrogen itu gampang belajarnya, tapi resep itu
tergantung kemampuan seseorang,” kata Astrid.
Lantaran
memegang prinsip, produk yang dijual harus yang terbaik, Astrid berusaha
menyesuaikan sajiannya dengan lidah pengunjung. “Kalau produk kita
tidak enak, akhirnya liquid nitrogen itu hanya gimmick untuk menarik
konsumen. Sekali mereka mencoba, tak bakal balik lagi,” terang dia.
Setelah
memiliki resep yang unik dan menguasai teknik pembuatan es krim
nitrogen, langkah Anda selanjutnya adalah membeli peralatan untuk
pembuatan es krim serta kedai. Sesuai sebutannya, untuk membuat es krim
ini butuh bibit nitrogen cair. Sebagai tempat nitrogen cair ini, Anda
harus memiliki tabung-tabungnya.
Astrid membeli
tabung nitrogen cair buatan Prancis dan Malaysia dari supplier tabung
nitrogen cair di Jakarta. Cuma, lantaran pemasoknya masih sedikit,
harganya mahal. Ambil contoh, harga tabung berkapasitas 50 liter
berkisar Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per unit. Selain tabung nitrogen,
peralatan lain yang dibutuhkan adalah mixer untuk mengaduk bahan-bahan
es krim. Setahun lalu, Astrid menghabiskan dana hingga Rp 1 miliar untuk
mendirikan gerainya. Untuk membuat es krim pesanan pelanggan, Lin
Artisan memakai lima mikser sekaligus. Dia pun mengaku, kini modalnya
sudah kembali.
Untuk
kedainya, Astrid memakai bahan-bahan pilihan. Karena es krim ini dibuat
setelah ada pesanan pengunjung, maka bahan baku yang dipakai harus
benar-benar segar. Untuk menjamin kesegaran buah, dia belanja buah
setiap hari. “Seperti membuat jus, saya selalu pastikan bahan-bahan
semuanya fresh,” ujar dia. Karena nitrogen cair hanya dipakai untuk
proses pendinginan, bahan baku es krim jenis ini tak berbeda dengan es
krim konvensional. Sebut saja, susu, krim, gula pasir, gula bubuk, dan
bahan lain yang menjadi varian rasa, seperti keju, hazelnut, dan Nutela.
2. Perhatikan Stok Bahan
Tentu saja,
karena semua dibuat secara langsung, Anda harus benar-benar
memperhatikan stok. Penyimpanan harus benar, supaya bahan segar tak
lekas basi. Ada baiknya pula, Anda mencatat pemakaian bahan-bahan,
berikut penjualan. Pencatatan ini penting supaya Anda bisa memastikan
bahwa kebutuhan bahan baku setiap harinya. “Jadi, tak banyak bahan baku
yang terbuang sia-sia,” kata Astrid. Yang paling penting, dalam bisnis
es krim ini, Anda harus bisa menciptakan keunikan produk untuk
membedakan dengan pesaing. Ciri khas itu bisa digali baik dari varian
rasa atau cara penyajian yang unik.
Lin Artisan,
misalnya, membuat varian rasa es krim yang bercampur dengan alkohol.
“Ini juga menjadi strategi kami untuk menangkap pasar, karena di kawasan
Kemang banyak anak-anak muda,” jelas Astrid. Meski ada orangtua yang
sesekali mengudap es krim, boleh dibilang, penggemar es krim terbanyak
berasal dari kalangan muda. Oleh karena itu, Anda harus pandai memilih
media promosi yang efektif.
Untuk
mengenalkan produknya ke konsumen, Astrid lebih banyak berpromosi
melalui media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Selain
itu, promosi dari mulut ke mulut juga ampuh mempromosikan bisnis ini.
“Sejauh ini, promosi kami efektif untuk menjaring anak-anak muda yang
menjadi target pasar Lin Artisan,” urai Astrid.
Namun, karena
es krim nitrogen ini termasuk tren baru, Anda tak boleh lelah membagi
informasi kepada pengunjung. Baik, edukasi tentang keamanan penggunaan
nitrogen maupun edukasi terhadap produk es krim itu sendiri.
Tengok saja,
salah satu pengalaman Astrid ketika merintis bisnis ini. Selama tiga
bulan pertama, gerainya sepi. “Banyak pengunjung yang masuk dan justru
bertanya apa yang kami jual di toko ini,” seru dia. Astrid pun
memakluminya, karena toko es krimnya berbeda dengan gerai es krim
konvensional yang memajang produknya dengan cantik. Sementara, es krim
nitrogen baru dibikin setelah ada pemesanan. “Jadi, di awal-awal, kami
harus banyak sekali menjelaskan kepada pengunjung bahwa es krim yang
kita itu fresh atau langsung dibuat,” kisah dia.
Olah interior semenarik dan senyaman mungkin
Para pemain es
krim nitrogen ini memang memasang kalangan menengah atas sebagai target
pasar. Banderol harga jelas tak begitu ramah di kantong orang
kebanyakan. Maklum, selain harus menggunakan bahan-bahan segar karena
tak menggunakan pengawet, harga nitrogen cair juga mahal.
Untuk
mengundang pengunjung yang menjadi target pasar, tentu saja pemilik
gerai harus pandai-pandai memilih konsep atau menata gerai hingga tampak
menarik dan nyaman. Tak lupa, mereka harus memberi pelayanan yang
memuaskan.
Salah satu
cara mencapai misi tersebut adalah menghadirkan dapur yang terbuka.
Menurut Astrid Hadywibowo, pemilik Lin Artisan Ice Cream, selain
terlihat menarik, dapur terbuka menyatakan kejujurannya pada konsumen.
“Pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan, sekaligus
bahan-bahan yang sedang dipakai,” jelas dia.
Dengan bantuan
sang suami, Astrid menata dekorasi interior gerainya dengan
menghadirkan salju-salju supaya lebih dekat dengan produk yang
dijualnya. “Es krim kan dingin, makanya kami bikin dekorasi seperti
masuk ke tempat yang dingin,” kata Astrid. Tak lupa, suasana dan tempat
duduk dibuat senya-man mungkin bagi pengunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar